Kamis, 19 Agustus 2010

Kado Kemerdekaan : BOM ‘3Kg”

Kado Kemerdekaan : BOM ‘3Kg”

Memasuki ulang tahun kemerdekaannya yang ke 65 ini, rakyat Indonesia mendapat kado yang sangat istimewa,… “Bom 3 kg”. hampir setiap hari kita bisa tahu,… ada korban jatuh akibat meledaknya tabung gas 3 kg pemberian pemerintah.
Kado ? ya,… memang kado.
Pemerintah memberi dengan dengan cuma-cuma, rakyat menerima dengan sukacita.
Dan disinilah letak persoalan sesungguhnya,...
Awalnya adalah niat busuk pemerintah (yang disetujui DPR) yang dengan semena-mena mencabut subsidi minyak tanah. Minyak tanah menjadi sangat mahal harganya, dan bahkan langka di warung-warung sebelah rumah. Naahhh,... agar rakyat tidak marah, pemerintah yang didukung DPR memberi rakyat tabung gas berikut kompornya dan perlengkapannya. Dan memang benar, rakyat tidak marah dengan pembagian tabung gas, kompor dan perlengkapannya. Bahkan di banyak dusun, kepala desa hingga ketua RT mendapat protes dari warga yang tidak mendapat pembagian jatah tabung gas, kompor dan perlengkapannya.
Rakyat berebut mendapat pembagian jatah tabung gas, kompor dan perlengkapannya,....
Pengusaha kongkalingkong dengan penguasa mendapat tender pengadaannya....
Inilah watak proyek...............................
Kualitas barang, yakni tabung gas, kompor dan perlengkapannya tidak diperhatikan. Standar nasional Indonesia tidak digubris......

“Bukan hanya itu, mas....” Celetuk tukang kerupuk. Lhah.... apa lagi ini ? apa hubungannya tabung gas dengan kerupuk ?
“usaha kerupuk saya, mas, sudah beberapa tahun ini tidak berkembang.”
“Mengapa?” pertanyaan saya. “kan sebagian besar orang suka kerupuk buatan sampeyan?”
“ya memang bener banyak orang suka makan kerupuk buatan saya, tapi saya tidak mampu menambah wadah untuk krupuk-krupuk saya di setiap warung. Saya tidak pernah mendapat subsidi pengadaan wadah krupuk dari pemerintah.”
“lhah, ini malah pertamina sebagai pabrik gas mendapat subsidi tabung. Kalau begitu kan ini memudahkan pertamina menaikkan produksi gas,....”
Oooo....ooooo....ooooo begitu to. Bener juga tukang kerupuk ini. Sesungguhnya yang mendapat subsidi tabung gas itu bukan rakyat, melainkan pertamina. Pabrik gas !!!! Permainan apalagi ini,....

Berkaca dari persoalan peralihan, atau istilah menterengnya konversi, minyak tanah ke gas, maka dapat ditarik beberapa hal yang bisa direnungkan bersama.
1. Kesewenang-wenangan penguasa (pemerintah dan DPR) mencabut subsidi minyak tanah, menghilangkan akses rakyat pada sumber energi yang mudah diterapkan. Hak ekonomi dan sosial masyarakat diberangus.
2. Penerapan teknologi yang lebih tinggi (dalam hal ini penggunaan kompor gas) yang dipaksanakan pemerintah (yang juga didukung DPR) MENGABAIKAN prasyarat unsur safety (keselamatan). Pemerintah TIDAK PERNAH memberitahukan bahwa umur selamat penggunaan selang dan regulator HANYA 2 tahun. Maka wajar kalau tahun 2010 ini banyak terjadi ledakan tabung gas, mengingat proyek konversi dilaksanakan tahun 2008.
3. Perselingkuhan penguasa dengan pengusaha mengorbankan kepentingan rakyat banyak. Terlebih ketika konversi dari minyak tanah ke gas dipandang sebagai proyek. Pemerintah tidak bertindak adil terhadap ekonomi rakyat kebanyakan, karena lebih memihak dan terdikte kekuatan ekonomi global.

Maka, seluruh rakyat Indonesia secara bersama-sama sudah selayaknya berteriak :

- kembalikan subsidi minyak tanah
- hukum, dan turunkan penguasa yang justru menjerumuskan rakyat dalam bencana “bom 3kg”
- tegakkan ekonomi kerakyatan yang mandiri.


Yogyakarta, pada peringatan kemerdekaan RI ke 65
St. wangsit

Tidak ada komentar: